Senin, 02 Mei 2011

ppl 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tugas PPL 1
DPL : Munawwar Khalil, M.Ag.









Disusun oleh :
MUNIFAH AHMAD ( 08410013 )
KELOMPOK 21
NO. ABSEN 3

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FIQH

Nama Sekolah : Madarasah Aliyah 1 Al-Hikmah
Mata Pelajaran : Fiqh
Kelas/Semester : X / I
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Maret 2011
Pertemuan ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 15 menit
Pokok Pembahasan : Puasa Ramadhan /Puasa Wajib
I. Standar Kompetensi : Memahami prinsip-prinsip dasar dari puasa Ramadhan.

II. Kompetensi Dasar : Menerapkan prinsip-prinsip dasar dari puasa Ramadhan dalam kehidupan.

III. Indikator :
1. Dapat menjelaskan pengertian puasa Ramadhan.
2. Dapat menjelaskan dalil tentang puasa beserta artinya.
3. Dapat menyebutkan macam-macam syarat sah puasa.
4. Dapat mengidentifikasi macam-macam hal yang membatalkan puasa.
IV. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi puasa Ramadhan :
1. Dengan metode interactive lecturing peserta didik dapat menjelaskan pengertian puasa Ramadhan.
2. Dengan metode interactive lecturing dan reading aloud peserta didik dapat menjelaskan dalil tentang puasa beserta artinya.
3. Dengan metode kuis komunikata peserta didik dapat menyebutkan macam-macam syarat sah puasa.
4. Dengan metode pencocokan kartu jawaban peserta didik dapat mengidentifikasi macam-macam hal yang membatalkan puasa.

V. Mareri Pokok : Puasa Ramadhan (terlampir)

VI. Metode Pembelajaran dan Pendekatan
Lecturing, Interactive Lecturing, Reading Aloud, Kuis Komunikata, Resitasi, Pencocokan Kartu Jawaban.

VII. Langkah Pembelajaran
No. Nama Kegiatan Metode Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, dan mengecek presensi siswa dan
b. Guru melakukan apersepsi terhadap materi yang lalu.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Lecturing

Interactive Lecturing

Interactive Lecturing
3 menit






2 Inti
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian puasa Ramadhan dan dalil puasa.
b. Siswa menyebutkan macam-macam syarat wajib puasa, rukun puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.
c. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok yang akan bermain kuis komunikata yang berisi materi puasa, dengan ketentuan :
1. Kelompok 1 memainkan gerak tentang syarat puasa.
2. Kelompok 2 memainkan gerak tentang hal-hal yang membatalkan puasa.
Interactive Lecturing


Reading Aloud


Kuis komunikata





8 menit
3. Penutup
a. Guru menyimpulkan materi dan memberikan kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya.
b. Guru mengadakan post-test untuk mengecek pemahaman siswa dengan memberikan kartu jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan.
c. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
Resitasi






Pencocokan kartu jawaban.
4 menit

VIII. Alat dan Media Pembelajaran
1. Buku paket Fiqh Kelas X/I Madrasah Aliyah, Erlangga
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Kertas Astoro
5. Spidol

IX. Penilaian
PenilainKognitif :
Jenis Test : Post-Test
Bentuk : Uraian
Teknik : Lisan
Pertanyaan Lisan :
1. Pengertian puasa menurut bahasa adalah....
2. Pengertian puasa menurut istilah adalah....
3. Dalil puasa terdapat pada surat....ayat....
4. Bunyi dari dalil puasa yaitu....
5. Sedangkan arti dari ayat tersebut adalah....
6. Syarat-syarat puasa wajib antara lain....
7. Rukun puasa ada dua, yaitu....
8. Sebutkan hal-hal yang membatalkan puasa....

C. Penilaian Afektif : Pengamatan Minat dan Sikap
D. Penilaian Psikomotorik : Wujud Kerja

E. Kunci Jawaban
1. Puasa menurut bahasa berarti menahan dari sesuatu.
2. Adapun puasa menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa yang disertai niat pada siang hari mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.
3. Dalil puasa terdapat pada surat Al-Baqarah Ayat 183.
4. Dalil Puasa :
              
5. Arti dari dalil puasa :
”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,...” (183).
6. Syarat Puasa wajib
a. Beragama Islam
b. Sudah baliqh (cukup umur)
c. Berakal sehat (tidak gila atau mabuk)
d. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
e. Sanggup berpuasa
7. Rukun puasa ada 2 yaitu :
a. Berniat, yakni menjaga puasa karena allah SWT. Niat tersebut dilakukan
pada malam hari sebelum puasa.
b. Manahan diri dari segala suatu yang membatalkan puasa, sejak terbit hingga terbenamnya matahari.
8. Yang membatalkan puasa
a. Makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja
b. Bersetubuh atau berhubungan kelamin
c. Keluar mani dengan sengaja
d. Muntah dengan sengaja
e. Hilang akal (gila, mabuk)
f. Keluar haid dan nifas (khusus bagi wanita)
g. Membatalakan niat untuk berpusa.

Evaluasi
1. Prosedur penilaian : Penilaian hasil
2. Jenis tes : Tes lisan, non test
3. Instrument : Soal, kunci jawaban
Penulisan Hasil
No Nama Siswa Skor Keterangan
1
2
3 Siska
Rahmat
Wulan

Ketentuan Skor
Sangat bagus
Bagus
Sedang
Cukup
Kurang 95-100
85-90
75-80
65-70
60 ke bawah A
B
C
D
E

Yogyakarta, 12 Maret 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

Dr. Zakariya M.Ag. Munifah Ahmad S.Pd.I
NIP. 0123456789 NIP. 08410013
Lampiran Materi Fiqh Pertemuan 1
PUASA WAJIB RAMADHAN
1. Pengertian
Puasa menurut bahasa berarti menahan dari sesuatu. Adapun puasa menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa yang disertai niat pada siang hari mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.
2. Dalil puasa
              
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
3. Syarat Puasa wajib
a. Beragama Islam
b. Sudah baliqh (cukup umur)
c. Berakal sehat (tidak gila atau mabuk)
d. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
e. Sanggup berpuasa
4. Rukun puasa
c. Berniat, yakni menjaga puasa karena Allah SWT. Niat tersebut dilakukan
pada malam hari sebelum puasa.
d. Manahan diri dari segala suatu yang membatalkan puasa, sejak terbit hingga terbenamnya matahari.
5. Yang membatalkan puasa
a. Makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja
b. Bersetubuh
c. Keluar mani dengan sengaja
d. Muntah dengan sengaja
e. Hilang akal (gila, mabuk)
f. Keluar haid dan nifas (khusus bagi wanita)
g. Membatalakan niat untuk berpusa.

teori behavioristik

Teori Psikologi Belajar Behavioristik
1. Tokoh : Burrhus Federic Skinner (Amerika, 1904-1990).
Beliau merupakan tokoh behavioris yang dikenal dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan menyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditionong. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara terarah dan dikontrol guru melalui pengulanggan (drill) dan latihan (exercise).
2. Manajemen Kelas
Menurutnya manajemen kelas adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modificatio) antara lain dengan proses penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Pengkondisian operan (Operant conditioning) adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif dan negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanaya stimulus tertentu.
Contoh perilaku operan : anak kecil tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
3. Eksperimen Skinner
Dalam laboratorium, Skinner memasukan tikus yang telah dilaparkan, dalam kotak yang disebut “Skinner Box”, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri lisrtik.
Karena dorongan lapar (hunger drive) tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuia peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan hasil percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang berbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan ini oleh Skinner dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-brntuk pengutan positif ini adalah berupa hadiah (permen, kado, cokelat, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, juara 1 dsb).
Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain ; menunda/tidak memberi penghargaan, memberi tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa, dll).
4. Prinsip belajar Skinner antara lain :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus diikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman, Untuk ini lingkunhan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknyahadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel rasio reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shapping.

5. Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner
1. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa, menurutnya hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahn. Penggunaaan hukuman verbal maupun fisik seperti : kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
2. Dalam reinforcement positif juga terjadi di dalam situasi pendidikan seperti pengunaan rangking juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaiknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam suatu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukan para siswa. Misalnya ; penghargaan di bidang Bahasa, Matematika, Fisika, Menyanyi, Menari atau Olah raga.
6. Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat yang mendasari yaitu :
a. Mementingkan pengaruh lingkungan.
b. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).
c. Mementingkan peranan reaksi.
d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon.
e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
f. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.
g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.


7. Konsekuensi dari teori ini adalah :
a. para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru.
b. Guru tidak banyak ceramah dengan instruksi singkat diikuti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
c. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
d. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.
e. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
f. Kesalahan harus segera diperbaiki.
g. Pengulanggan dan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
h. hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalh terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan.
i. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif.
j. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
8. Kritik terhadap teori behavioristik :
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori behavioristik mempunyai persyaratan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristik.
9. Metode Behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti ; kecepatan, spontniyas, kelenturan, refleks, daya tahan dan sebagainya. Contohnya : percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang. olahraga, dan sebagainya. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperi diberi permen atau pujian.
10. Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan :
a. terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, otoriter, komunikasi berlangung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
b. Murid dianggap pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
c. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar efektif.
d. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.